3. Mengikuti Jejak Dewa Penolongku


2. DEWA PENOLONGKU

seminggu setelah kejadian itu. menurut keterangan polisi kedua penjahat itu adalah perampok yang paling dicari, mereka berdua mati di karenakan saling tembak-menebak sesama kawan.
selama seminggu pula gio tidak perna mengikuti kuliah, gio mengambil cuti beberapa hari dikarenakan dia mau pulang ke jakarta karena ada sesuatu yang penting.
selama tidak ada gio dikelas perasanku merasa sunyi, mau kekantin saja rasanya tidak enak padahal aku tidak begitu mengenal baik si_gio tetapi aku merasa ada sesuatu di dalam dirinya yang tidak dapat aku sentuh.
walaupun dia tidak begitu ramah dengan diriku tetapi aku tau dia tidak begitu jahat terhadap ku, gio seperti menyimpan sesuatu di dalam dirinya.
tetapi didalam hatiku sudah terisi oleh seorang sosok pria pemberani yang selalu menolong diriku yaitu dewa penolongku, ini bagaikan dilema besar dalam hidupku.
seandai gio adalah dewa penolongku begitu indah rasanya hidup nih..............!
sekarang sudah pukul 1:00 siang waktunya pulang sekolah. seperti biasa kami selalu pulang ber-lima setelah kejadian waktu itu.
"taka kamu antar tia sampai rumah ya, saolnya aku ada tugas kelompok" kata lasmini
"sorry lasmini soalnya aku ada kegiatan extra setelah ini" kata taka
"kalau kamu dina bisa antar tia" kata lasmini
"enggak bisa juga soalnya aku mau pergi ke rumah dosen bowo" kata tia
"arya kemana kok belum pulang" kata dian
" arya sedang mengajar penjak silat" kata taka
terdengarlah suara motor dari kejauhan ternyata suara motor tersebut adalah suara motornya yuda.
" kenapa teman-teman" tanya yuda
" gini yuda kamu bisa mengantar tia pulang kerumah" kata taka
"oh.. dengan senang hati" kata yuda senyum
dengan terpaksa aku menerima pertolongan yuda padahal dalam hatiku aku tidak pernah mau menerima ajakan dari pria ini.
sewaktu di persimpangan jalan aku melihat dewa penolongku sedang mengendari sepeda motor ninja berlawan arah dengan ku , kemudian aku menyuruh yuda untuk menggikuti dewa penolongku, kali ini dewa penolongku mengunakan pakian yang sama dengan mengunakan penutup kepala baju jaketnya, gaya dewa penolong itu seperti bergaya emoboy.
tiba dia menghentian sepeda motornya kesebuah toko pakain, dewa penolong ku menghampiri pria yang ada depan toko, merekapun berbicara, mereka sepertinya sangat akrab aku hanya dapat melihat dewa penolongku dari kejauhan.
setelah mereka berbicara kemudian mereka masuk kedalam toko pakian tersebut. kira-kira mereka berdua didalam hampir 30 menit.
setelah itu dewa penolongku keluar dan membawa sebuah bungkusan putih, langsung menaiki sepeda motornya melanjuti berjalannya.
tiba dijalan sudirman dia berhenti disebuah warung internet. dewa penolongku sewaktu di dalam warung internet cukup lama.
terpaksa deh aku dan yuda ikut masuk kedalam warung internet tersebut.
sesampai di-dalam kami bertanya kepada penjaga internet.
"bang tadi ada seorang pria berjaket hitam datang kesini, kira-kira usianya sebaya diriku" tanya Tia
"oh.. anak itu sudah lama keluar, kira-kira 5 menit yang lalu" kata penjaga internet
"tadi keluar lewat mana pak" tanya tia
"anak itu keluar lewat pintu belakang" kata penjaga internet
aku langsung berlari menuju pintu belakang, ternyata aku tidak ketinggalan jauh oleh dewa penolongku. jarak kami kira-kira hanya 2 meter.
aku mengikuti dia dengan berjalan sangat pelan-pelan sementra itu yuda sedang menungguku di depan warnet karena dia takut kalau sepeda motornya nanti dicuri oleh maling karena kawasan ini terkenal dengan kawasan anak-anak nakal.
dewa penolongku itu berjalan sungguh cepat aku sampai kelelehan saat mengejar jalan dia, aku sempat berpikir kira-kira dewa penolongku itu mau kemana.
tiba-tiba dewa penolongku itu berbelok ke-dalam gang. gang itu bernama gang buntu, aku langsung berlari menggejar dia.
sesampainya di gang buntu itu aku tidak melihat sosok dewa penolongku dia menghilang entah kemana. aku mencari dia sampai keujung gang buntu tetapi tidak aku temukan. dia hilang bagaikan ditelan bumi. padahal kanan kiri gang ini hanya sebuah tembok . hampir 45 menit aku menunggu dia, tetapi dia tidak juga muncul.
jadi sia-sialah yang aku lakukan pada siang ini, kemudian aku kembali ketempat yuda, dan yuda mengantar aku pulang.
"hampir saja aku ketauhan sama gadis itu, kalau sempat dia tau siapa diriku bisa gawat jadinya" kata Dewa penolong Tia diatas atap ruko berlantai 3 sambil melihat tia pergi pulang dengan yuda.