2. Dewa penolongku

"bagaimana kalian telah bertemu dengan anak itu" tanya pria berpakian serba hitam
"belum bos" kata keempat anak buahnya
"kalian cari anak itu kalau sampai tidak ketemu kita bisa dibunuh bos besar, apa kalian mengerti" kata pria berpakian hitam
"kami rasa dia tidak ada di kota ini bos" kata salah satu anak buahnya
"apa kalian katakan, kalian meragukan indera keenamku ini" kata bos sambil mencekik pria yang baru saja bicara
"sorry bos" kata pria tersebut
"kalau begitu cari dia sampai ketemu, hidup ataupun mati"
"baik bos" kata keempat anak buahnya mereka pun berpencar mencari dimana pria tersebut.
Hari ini cuaca pagi sangat cerah, pada pagi ini aku mau pergi ke bank soalnya, tadi malam ayahku baru saja menelpon diriku dari jepang katanya dia sudah mentransfer uang jajan bulanan-ku.
para karyawan bank sudah sangat kenal dengan diriku, mereka cukup ramah saat aku datang, mereka semua menggap dirku seperti adik mereka.
ketika aku keluar dari bank tiba-tiba ada 2 orang pria mengikuti dirku dari belakang, tetapi aku tidak mengambil pusing atas tingkah laku kedua pria tersebut.
mereka berdua terus saja mengikuti diriku, perasan aku sudah mulai tidak enak jangan-jangan mereka mau merampok diriku. akupun berlari menjauhi mereka tetapi orang itu terus mengejar diriku.
hingga sampai kesebuah lorang kecil. dimana setiap lorong itu hanya terdapat dinding-dinding roko. sial aku tidak dapat lari kemana dikarenakan jalan tersebut jalan buntu.
salah seorang dari kedua pria itu mengeluarkan sesuatu dari bajunya, akupun sempat berpikir jangan-jangan pria itu akan mengeluarkan pisau ataupun pistol, ternyata benar pria tersebut mengeluarkan pistol dan mengarahkanya kearah kepala ku.
"serahkan uangmu kalau tidak kau akan mati" kata pria tersebut mengancam
tanpa pikir panjang aku menyerahkan dompetku
ketika mereka pergi menjauh dariku akupun berteriak minta tolong. tetapi teriakan ku semua sia-sia karena di tempat ini tidak ada orang yang bisa mendengarkan teriakanku.
tiba-tiba saja ada seorang pria melonjat dari ruko tingkat tiga. pria itu menggunakan jeket hitam dan bertulisan T-mAX, memakai topi dan mengunakan kaca mata hitam.
"hai tuan-tuan kembalikan uang nona itu kalau kalian mau selamat" kata pria berjaket hitam
"kau jangan macam-macam dengan ku, apa kau sudah bosan hidup" kata sang perampok
tiba saja pria itu memukul perampok yang berjanggut hingga terjatuh ketanah, perampok yang memegang senjata terkejut melihat gerakan pria itu yang sangat cepat.
terjadilah perkelahi yang menurutku tidak adil, tetapi walaupun dia sendiri pria tersebut mampu mengimbangi gerakan mereka. perkelahin itu cukup mengerikan. sementara itu aku hanya mampu bersembunyi dibalik tiang listrik. aksi tendang dan tinju tidak dapat terelakan lagi. pria berjaket hitam itu telah berhasil melumpuhkan salah satu perampok itu.
teman perampok yang menggunakan pistol tiba-tiba saja mengarahkan pistolnya tepat ke kepalaku.
"hai bocah, apa kau mau temanmu ini mati" kata perampok sombong
tapi pria itu tidak mendengarkan semua perkatan pria yang mengacam diriku
"tembak saja dia, soalnya aku tidak mengenal gadis itu" kata pria berjaket dengan berjalan kearahku.
perampok itu ketakutan sebab recananya tidak berjalan dengan yang dia pikirkan, begitu juga dengan diriku setengah mati ketakutan rasanya aku mau kencing di celana.
pria berjeket tiba berdiri tegak tepat dihadapan kami berdua kira-kira jaraknya 30cm. pria berjaket itu memegang kacamata hitamnya dan langsung membukanya. ternyata pria itu bermata merah sama seperti orang yang menyelamatkan aku waktu di kolam renang.
pria itu melempar kacamatanya kearah perampok dan langsung memengang tanganku dan melempar diriku menjauh dari perampok itu. diri terlempar hingga jarak 2 meter.
"nona cepat kau ambil uangmu dan larilah sejauh mungkin" kata pria itu teriak.
akupun mengambil uangku dan berlari menjauh dari mereka berdua. sewaktu aku berlari terdengar suara tembakan sebanyak tiga kali. aku pun meneteskan air mata. karena aku berpikir jangan-jangan dewa penolongku mati ditangan perampok tersebut.
sesampainya di kampus aku menceritakan semua yang terjadi tadi pagi kepada keempat temanku. aku menceritakan ceritakanya sambil meneteskan air mata, seumur hidupku baru ini bercerita sambil nagis.
mereka berempat kaget dan memeluku sambil berkata
"untung kamu selamat ya" kata mereka berempat
"tapi kamu harus hati-hati jangan perampok itu akan datang mengicarmu lagi". kata taka
setelah pulang kuliah kami berempat pergi ketempat kejadian itu, banyak sekali orang yang berkerumun disitu. kami melihat dimana-mana ada tali pembatas polisi sehingga tidak ada satupun orang yang dapat masuk ke lorong itu.
sewaktu para dokter menggakat mayat tersebut dengan tandu ternyata mayat tersebut adalah mayat kedua perampok itu. mayat perampok itu sudah mulai membau.
menurut keterangan mayat tersebut ditemukan oleh seorang pegawai plaza matahari.